Dongeng tentang Melarikan Diri dalam MV Harusnya kita berdiam di hutan saja dari Farah Firdausy
Konflik berkepanjangan yang hanya didasari oleh ego dan keserakahan segelintir pihak dengan tindak lanjut yang serba menggantung, perlahan menumbuhkan rasa kecewa dan apatisme. Sebagian mungkin akan merasa tak ada lagi harapan untuk mencapai perdamaian. Tiba saat otak tak lagi mampu menanggung segala beban dan emosi, muncul perasaan ingin ‘menghilang’ dari peradaban.
Keresahan itulah yang akhirnya tertuang dalam music video Harusnya kita berdiam di hutan saja, karya visual berdasarkan interpretasi lagu yang berjudul sama dari Farah Firdausy. Berkolaborasi dengan rumah produksi Mamasita Production dan Gelanggang Seni Sastra Teater Film Universitas Padjadjaran (Unpad), penonton akan disuguhkan dengan kisah masa Perang Dunia II, di mana seorang pribumi berusaha untuk kabur dan bertemu dengan seorang tentara Jepang.
“Kami bertiga (Farah, Rifandy, Zefanya) searah melihat lagu ini sebagai cara pandang kami terhadap konflik dan pertikaian yang tidak jarang kita temui di masa modern,” tutur Rifandy J. Ponggawa selaku sutradara music video ini.
Leave a Reply